Waruga adalah kuburan kuno khas Minahasa yang terbuat dari dua batu dengan bentuk segitiga di bagian atas dan kotak di bagian bawah. Waruga tidak hanya menjadi penanda keberadaan manusia Minahasa pada masa lalu, tetapi juga mencerminkan perkembangan teknologi dan seni masyarakatnya. Awalnya, waruga digunakan sebagai tempat pemakaman dan pelaksanaan ritual kematian dalam kepercayaan animisme dan dinamisme, serta menjadi simbol seni budaya Minahasa. Saat ini, waruga dijadikan sebagai objek wisata budaya dan pendidikan, yang memberikan wawasan tentang tradisi leluhur Minahasa.
Di Desa Wisata Tumaluntung, beberapa masyarakat lokal masih menaruh sesajen untuk leluhur mereka di sekitar waruga, melanjutkan salah satu tradisi kepercayaan lokal yang menghormati nenek moyang mereka. Waruga di desa ini berada sekitar 300 meter dari jalan utama, dan tersebar di enam titik di area Wanua Ure, yang merupakan kampung tua. Beberapa waruga ini terkait dengan leluhur atau Dotu dari keluarga-keluarga terkenal di Minahasa, seperti Dotu Rotty, Gerung, Sambuaga, Ogotan, Mapaliey, Pangemanan, Sigarlaki, Koloay, dan Inaray. Selain menjadi situs spiritual, waruga di Tumaluntung menyimpan nilai sejarah yang kuat dan memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk memahami lebih dalam tentang tradisi kuno Minahasa.